Mengeraskan Zikir Saat Mengiringi Jenazah

 PERTANYAAN:

Assalamualaikum warahmatullahi wa Barakatuh. Ustadz mohon dijelaskan tentang mengiringi jenazah dengan dzikir tauhid atau sholawat dengan suara yang keras.(+62 852-9283-xxxx)


 JAWABAN

▪▫▪▫▪▫▪▫

Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh

Mengiringi jenazah dengan zikir tentu bagus, tapi mengeraskan suaranya maka itu makruh menurut 4 mazhab. Sebagian ulama ada yg membid’ahkannya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

لا تُتبعُ الجَنازةُ بِصَوتٍ وَلَا نَارٍ

Janganlah iringi jenazah dengan suara dan api. (HR. Abu Daud)

Dalam mazhab Hanafi, Imam Ibnu Nujaim Al Hanafi mengatakan:

وينبغي لمن تبع جنازة أن يطيل الصمت، ويكره رفع الصوت بالذكر وقراءة القرآن وغيرهما في الجنازة، والكراهة فيها كراهة تحريم في فتاوى العصر وعند مجد الأئمة التركماني. وقال علاء الدين الناصري: ترك الأولى

Dan seyogianya bagi siapa yang mengikuti jenazah untuk memperbanyak diam. Dimakruhkan mengeraskan suara dengan dzikir, membaca Al-Qur’an, dan selain keduanya saat mengiringi jenazah. Kemakruhannya di sini adalah makruh tahrim menurut Fatawa al-‘Ashr dan menurut Majd al-A’immah at-Turkumani. Dan Ala’uddin an-Nashiri berkata: (hal itu) termasuk meninggalkan yang lebih utama.” (Al Bahrur Raiq, 2/207)

Dalam Mazhab Maliki, Imam Ad Dardir Al Maliki:

وكره صياح خلف الجنازة بـ”استغفروا لها” ونحوه… -ويعقب الصاوي عليه فيقول:- لأنه ليس من فعل السلف

Dan dimakruhkan berteriak di belakang jenazah dengan ucapan ‘Mohonkanlah ampun baginya’ dan semisalnya…As-Shawi memberi komentar atas hal itu, beliau berkata: ‘Karena hal itu bukan termasuk perbuatan para salaf.’” (Hasyiyah Ash Shawi, 1/568)

Dalam Mazhab Syafi’i, Imam Asy Syarbini mengatakan:

ويكره اللغط -بفتح الغين وسكونها-، وهو ارتفاع الأصوات في السير مع الجنازة؛ لما رواه البيهقي من أن الصحابة كرهوا رفع الصوت عند الجنائز وعند القتال وعند الذكر

“Dan dimakruhkan al-laghat —dengan fathah pada ghain atau sukun— yaitu meninggikan suara ketika berjalan bersama jenazah; karena Al-Baihaqi meriwayatkan bahwa para sahabat memakruhkan mengeraskan suara pada saat mengiringi jenazah, pada waktu peperangan, dan pada saat berdzikir.”
(Mughni Muhtaj, 1/360)

Mazhab Hambali, Imam Ar Ruhaibani menjelaskan:

وكره رفع صوت عند رفعها ومع الجنازة، ولو بقراءة أو ذكر؛ لأنه بدعة. وسن لمتبعيها قراءة قرآن وذكر الله سرًّا

Dan dimakruhkan mengeraskan suara ketika mengangkat jenazah dan saat mengiringinya, meskipun dengan bacaan (Al-Qur’an) atau dzikir; karena hal itu adalah bid‘ah. Dan yang disunnahkan bagi para pengiring jenazah adalah membaca Al-Qur’an dan berdzikir kepada Allah secara pelan (sirr).” (Mathalib Ulin Nuha, 1/897)

Wallahu A’lam

Wa Shalallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘Ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallam

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top