💢💢💢💢💢
📨 PERTANYAAN:
Assalamu’alaykum ustadz, ada titipan pertanyaan:
mohon bantuan Antum atau kpd siapa Ana bisa menanyakan, Ana punya property mau dibeli sama non muslim, dia mau beli dg ambil kredit di Bank, bagaimana hukumnya ? Jazakumulloh. *karena non muslim dia ga percaya dg riba. (08190881xxxx)
📬 JAWABAN
🍃🍃🍃🍃🍃
Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah ..
Jalan wara’ dan hati-hati, adalah tidak bertransaksi dengan dia.
Tapi, saya tidak melarang jika ingin bertransaksi dengannya karena sebagian sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganggap itu halal bagi kita, tapi haram bagi dia.
Dzar bin Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhuma bercerita:
جاء إليه رجل فقال : إن لي جارا يأكل الربا ، وإنه لا يزال يدعوني ، فقال : مهنأه لك ، وإثمه عليه
Ada seseorang yang mendatangi Ibnu Mas’ud lalu dia berkata:
“Aku punya tetangga yang suka makan riba, dan dia sering mengundangku untuk makan.”
Ibnu Mas’ud menjawab; Untukmu enaknya, dan dosanya buat dia. (Imam Abdurrazzaq, Al Mushannaf, no. 14675)
Salman Al Farisi Radhiyallahu ‘Anhu berkata:
إذا كان لك صديق عامل، أو جار عامل أو ذو قرابة عامل، فأهدى لك هدية، أو دعاك إلى طعام، فاقبله، فإن مهنأه لك، وإثمه عليه
“Jika sahabatmu, tetanggamu, atau kerabatmu yang pekerjaannya haram, lalu dia memberi hadiah kepadamu atau mengajakmu makan, terimalah! Sesungguhnya, kamu dapat enaknya, dan dia dapat dosanya.” (Ibid, No. 14677)
Demikian. Wallahu a’lam
🌷🌴🌱🌸🍃🌵🍄🌾
✍ Farid Nu’man Hasan
Assalamu’alaikum Ust Farid, sebelum izinkan ana bertanya akad jual beli rumah yang dilakukan kedua belah pihak secara lisan Sahkah?, misal salah satu orang berada di Palembang dan salah satunya berada di Bandung, dan saling berkomunikasi lewat telpon dan mengucap akad rumah dijual seharga 300 juta dan cara pembayaran separuh dahulu, separuh sisa dicicil, yang mau saya tanyakan sah kah Akad Jual beli seperti itu, Mohon sudi kiranya Ust. Bisa menjawab pertanyaan ana, Sebelumnya, hatur nuhun
Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh
Sah, ini tidak beda dgn jualan online yg pembeli dan penjual tidak berjumpa.
Asalkan syaratnya terpenuhi:
– Tidak ada ghisy (tipuan)
– Tidak ada gharar (ketidak jelasan), yaitu Barang, speknya jelas, harga jelas, pemiliknya jelas
– Terjadi ijaq qabulnya, serah terimanya secara kerelaan. Ijab qabul jangan dibayangkan seperti pernikahan. Ucapan seorang pembeli: “Saya ingin beli rumah Anda.” Lalu dijawab: “Oh silahkan, ..” atau “Alhamdulillah ..”, itu semua semua sdh sah ijab qabul. Ada pun Jabat tangan bukan syarat sahnya jual beli.
Tapi .. bagi saya jual beli rumah secara online, tanpa dilihat-lihat dulu adalah RISKAN. Beresiko. Lebih baik dipikir-pikir ulang, atau hendaknya lgsung melihatnya agar tidak ada penyesalan.
Wallahu a’lam