▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫
📨 PERTANYAAN:
Nawar Safura:
Assalamualaikum ust, mau bertanya, apa hukum memakan daging kelinci dan daging kangguru? Syukron ustadz
📬 JAWABAN
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh ..
Kelinci adalah halal menurut mayoritas ulama, berdasarkan hadits berikut:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ
مَرَرْنَا فَاسْتَنْفَجْنَا أَرْنَبًا بِمَرِّ الظَّهْرَانِ فَسَعَوْا عَلَيْهِ فَلَغَبُوا قَالَ فَسَعَيْتُ حَتَّى أَدْرَكْتُهَا فَأَتَيْتُ بِهَا أَبَا طَلْحَةَ فَذَبَحَهَا فَبَعَثَ بِوَرِكِهَا وَفَخِذَيْهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُ بِهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَبِلَهُ
Dari Anas bin Malik dia berkata, “Pada suatu ketika kami lewat di Marru Zhahran (nama tempat), tiba-tiba kami dikagetkan oleh seekor kelinci, lalu kami kejar kelinci tersebut sampai mereka kelelahan.” Anas melanjutkan, “Saya juga turut mengejarnya sampai dapat, lantas saya membawanya kepada Abu Thalhah, kemudian dia menyembelihnya dan mengirimkan kedua pahanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Aku lalu membawanya ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau pun menerimanya.”
(HR. Muslim no. 1953)
Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:
وَأَكْل الْأَرْنَب حَلَال عِنْد مَالِك وَأَبِي حَنِيفَة وَالشَّافِعِيّ وَأَحْمَد وَالْعُلَمَاء كَافَّة , إِلَّا مَا حُكِيَ عَنْ عَبْد اللَّه بْن عَمْرو بْن الْعَاصِ وَابْن أَبِي لَيْلَى أَنَّهُمَا كَرِهَاهَا . دَلِيل الْجُمْهُور هَذَا الْحَدِيث مَعَ أَحَادِيث مِثْله , وَلَمْ يَثْبُت فِي النَّهْي عَنْهَا شَيْء
Makan kelinci itu halal menurut Malik, Abu Hanifah, Asy Syafi’iy, Ahmad, dan semua ulama, kecuali apa yang diceritakan dari Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash dan Ibnu Abi Laila bahwa mereka berdua memakruhkannya. Dalil mayoritas ulama adalah hadits ini dan hadits lain yang semisalnya, dan tidak ada dalil shahih yang melarangnya.
(Syarh Shahih Muslim, 13/105)
Dalam Al Mausu’ah tertulis:
الأَْرْنَبُ حَلاَلٌ أَكْلُهَا عِنْدَ الْجُمْهُورِ. وَقَدْ صَحَّ عَنْ أَنَسٍ أَنَّهُ قَال
Makan kelinci itu halal menurut mayoritas ulama. Telah shahih dari Anas bin Malik bahwa dia berkata (disebut hadits di atas)..
Kemudian tertulis juga:
وَقَدْ أَكَلَهَا سَعْدُ بْنُ أَبِي وَقَّاصٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَرَخَّصَ فِيهَا أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ وَعَطَاءٌ وَابْنُ الْمُسَيَّبِ وَاللَّيْثُ وَأَبُو ثَوْرٍ وَابْنُ الْمُنْذِرِ
Sa’ad bin Abi Waqash telah memakannya, ada pun Abu Sa’id Al Khudri, ‘Atha, Ibnul Musayyab, Al Laits, Abu Tsaur, dan Ibnul Mundzir mereka telah memberikan keringanan dalam hal ini. (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 5/132-133)
Bagaimana dgn Kangguru? Demikian juga kangguru, tidak ada dalil yang mengharamkannya. Dia juga bukan hewan buas, tidak bertaring, tidak mencabik mangsa, tidak khabaits (menjijikan), bukan jalaalah (pemakan kotoran), bukan termasuk hewan yang diperintah untuk dibunuh dan bukan pula yang dilarang untuk dibunuh.
Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizhahullah mengatakan:
فالأصل في حكم أكل لحم الحيوان أنه حلال ما لم يرد دليل يمنع من أكله، وحيث إن الكنغر ليس سبعاً، ولا يعدو بنابه، وإنما يأكل الأعشاب، فلا حرج في أكل لحمه
والله أعلم
Hukum dasar dari memakan daging hewan adalah halal selama tidak ada dalil yang melarang memakannya. Kangguru itu bukan termasuk hewan buas, tidak termasuk bertaring, dia herbivora, maka tidak apa-apa memakannya.
(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 9091)
Demikian. Wallahu A’lam
📙📘📕📒📔📓📗
🖋 Farid Nu’man Hasan