Berdiri I’tidal, Luruskan Tangan Atau Sedekap?

▪▫▪▫▪▫

📨 PERTANYAAN:

Assalamualaikum ustadz izin bertanya. Ada yg bangun dari ruku langsung bersedekap lagi. Apakak ini ada dasar nya tadz.?(+62 877-8474-xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh …

1. Dalam madzhab Hanafi, diluruskan, tidak bersedekap lagi. (Al Fatawa Al Hindiyah, 1/173)

2. Dalam madzhab Maliki, kebalikannya, disemua posisi berdiri TIDAK ADA sedekap, tangan lurusin aja. Ini dalam shalat wajib. Dalam shalat Sunnah barulah sedekap.

Ibnul Qasim meriwayatkan perkataan Imam Malik:

لا أعرف ذلك في الفريضة. وكان يكرهه، ولكن في النوافل إذا طال القيام فلا بأس بذلك يعين به نفسه

“Aku tidak ketahui hal itu (sedekap) dalam shalat wajib”, dia (Malik) memakruhkan sedekap. Tapi untuk shalat sunah yang lama berdirinya tidak apa-apa sedekap untuk membantu diri org tsb.

(Al Mudawanah, 1/169-170)

Jadi, kalau ada orang shalat tangannya diluruskan tanpa sedekap, belum tentu Syiah lho .. bisa jadi dia Sunniy yang Malikiy.

3. Madzhab Syafi’iy, kata Imam Ibnu Hajar Al Haitami, pendapat resmi madzhab Syafi’i adalah tangan diluruskan saat i’tidal. (Al Fatawa Al Fiqhiyah Al Kubra, 1/150)

4. Madzhab Hambaliy, bagi mereka boleh memilih; sedekap OK, lurusin juga OK. Alasannya karena memang tidak ada keterangan yang spesifik dan lugas tentang ini.

Imam Ahmad berkata:

إذا رفع رأسه من الركوع إن شاء أرسل يديه وإن شاء وضع يمينه على شماله

Jika seseorang bangun dari ruku’, jika dia mau meluruskan kedua tangannya silahkan, jika dia mau meletakkan tangan kanan di atas tangan kirinya juga silahkan. (Al Inshaf, 2/64)

Imam Ibnu Muflih berkata:

المنصوص عن أحمد: إن شاء أرسلهما، وإن شاء وضع يمينه على شماله

Perkataan yg ada dari Imam Ahmad: “Jika dia mau silahkan diluruskan, jika dia mau silahkan meletakkan tangan kanan di atas kirinya.”

(Al Mubdi’, 1/451)

Demikianlah pendapat empat madzhab.

Ada pun pendapat Syaikh Abdul Aziz bin Baaz (mantan Mufti Arab Saudi) adalah meletakkan sedekap saat i’tidal, sesuai dengan madzhabnya yaitu Hambaliy. Sementara Syaikh Al Albani membid’ahkannya.

Demikian. Wallahu a’lam

📙📘📗📕📒📔📓

🖋 Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top