💢💢💢💢💢💢💢💢
Ini adalah fatwa yang dikeluarkan 24 Maret 2020, oleh al Ittihad al ‘Aalami Li’ Ulama al Muslimin, ketika menjawab tentang gagasan Shalat Jumat dengan media tv, radio, dan online.
Berikut ini fatwanya:
إن أداء صلاة الجمعة والاستماع لخطبتها بالتلفاز والمذياع ونحوهما لا تجوز شرعًا؛ لمخالفتها للشروط والأركان الشرعية، ولما تفضي إليه من مآلات فاسدة، ومخالفةٍ صريحة لمقاصد الجمعة والجماعات، ويسعُ الناسَ إذا تعذرت عليهم صلاة الجمعة في المساجد، أن يعملوا بالرخصة الشرعية البديلة وهي صلاة الظهر، دون تكلف ولا تعسف
Pelaksanaan shalat Jumat dan mendengarkan khutbahnya melalui TV, radio, dan semisalnya, adalah TIDAK BOLEH secara syar’i, karena hal itu menyelisihi berbagai syarat dan rukun syar’i, dan memunculkan dampak kerusakan, serta menyelisihi dengan jelas maksud syariat shalat Jumat dan jamaah.
Manusia telah dilapangkan oleh syariat, jika mereka mengalami ‘udzur tidak bisa shalat Jumat ke masjid, hendaknya mereka menjalankan rukhshah yang syar’i sebagai gantinya yaitu shalat zuhur, tanpa melakukan aktifitas yang takalluf (memaksakan diri) dan ta’assuf (menyimpang).
Selengkapnya ini:
http://iumsonline.org/ar/ContentDetails.aspx?ID=11154
📙📘📗📕📒📔📓
🖋 Farid Nu’man Hasan