Biografi Abdullah bin ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma

💦💥💦💥💦💥

Usia muda bukan halangan untuk menjadi yang piawai dalam dunia keilmuan. Bisa jadi kematangan mereka dalam bersikap tidak seperti kaum tua yang penuh hikmah. Tetapi, bukan larangan dan bukan pula cela, jika ada kenyataan bahwa kaum muda lebih menguasai banyak persoalan dibanding seniornya. Termasuk di antaranya dalam perkara-perkara agama yang digeluti banyak manusia.

Abdullah bin ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma adalah salah satu contohnya.

Imam Ibnul Atsir Rahimahullah mengatakan:

“Abdullah bin ‘Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf, Abul Abbas Al Qursyi Al Hasyimi. Dia adalah anak dari paman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, diberikan kun-yah (gelar panggilan) dengan nama anaknya Al ‘Abbas, sebagai anaknya yang paling besar, dan ibunya bernama Lubabah Al Kubra binti Al Harits bin Khuznul Al Hilaliyah.

Abdullah bin Abbas juga dinamakan Al Bahr (samudera) karena ilmunya yang luas, dia juga dinamakan Hibrul Ummah (tintanya umat). Dia dilahirkan di celah bukit di Mekkah tiga tahun sebelum hijrah, Beliau di-tahnik oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. (Usudul Ghabah, Hal. 630)

Imam Adz Dzahabi Rahimahullah menyebutnya dengan gelar Al Bahr (Samudera), Hibrul Ummah (tintanya umat), Faqihul ‘Ashr (ahli fiqih zamannya), dan Imamut Tafsir (imam ahli tafsir).

Beliau mengambalih hadits secara baik dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, juga meriwayatkan dari Umar, Ali, Muadz, ayahnya, Abdurrahman bin Auf, Abu Sufyan Sakhr bin Harb, Abu Dzar, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, dan lainnya. Beliau membacakan Al Quran di hadapan Ubay dan Zaid (karena Ubay dan Zaid di antara sahabat nabi yang menulis wahyu Allah Ta’ala, pen).

Sederetan nama beken dari kalangan tabi’in senior telah menjadi muridnya, seperti Urwah bin Zubeir, Said bin Jubeir, Ikrimah, Abu Asy Sya’tsa Jabir, Mujahid bin Jabr, Al Qasim bin Muhammad, Abu Raja’ Al ‘Atharidi, Abul ‘Aliyah, ‘Atha bin Yasar, ‘Atha bin Abi Rabah, Asy Sya’bi, Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin, Muhammad bin Ka’ab Al Qurzhi, Syahr bin Hausyab, Ibnu Abi Malikah, Amru bin Dinar, Dhahak bin Muzahim, Ismail As Suddi, dan lainnya.

Beliau memiliki beberapa anak, paling tua adalah Al Abbas, paling kecil Ali Abu Al Khulafa’. D antara mereka ada Al Fadhl, Muhammad, Ubaidullah, Lubabah, dan Asma’.

Ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam wafat, usia beliau adalah 10 tahun, ada juga riwayat yang menyebut 13 tahun, ada juga yang menyebut 15 tahun. (Siyar A’lam An Nubala, 3/331-335)

Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma bercerita:

دَعَا لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُؤْتِيَنِي اللَّهُ الْحِكْمَةَ مَرَّتَيْنِ

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendoakan untukku sebanyak dua kali, agar Allah memberikanku hikmah (ilmu). (HR. At Tirmidzi No. 3823, katanya: hasan gharib. Syaikh Al Albani menshahihkannya. Lihat Raudh An Nadhir No. 395, Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi No. 3823)

Ibnu ‘Abbas mengatakan, ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berada di rumah Maimunah, dia membawa air wudhu buat nabi, lalu berkata kepada nabi: “Abdullah bin Abbas telah menyediakan air wudhu untukmu.” Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

اللهم فقهه في الدين و علمه التأويل

Ya Allah, fahamkanlah agama baginya, dan ajarkanlah ia ta’wil. (HR. Imam Al Hakim dalam Al Mustadrak No. 6280, katanya: shahih, dan Bukhari-Muslim tidak meriwayatkannya. Imam Adz Dzahabi menyepakati keshahihannya. Ath Thabarani dalam Al Mu’jam Al Kabir No. 10587, Ath Thabari dalam Tahdzibul Atsar No. 2159)

Sementara dalam riwayat Imam At Tirmidzi yang lain berbunyi: ‘Allimhu Al Hikmah – Ajarkanlah dia Al Hikmah. (No. 3824, katanya: hasan shahih)

Ada pun dalam riwayat Imam Al Bukhari, hanya: “Allahumma faqqihhu fiddin – Ya Allah, fahamkanlah agama baginya. (HR. Bukhari No. 143), juga dalam Kitab Al Fadhail, berbunyi: Allahumma ‘allimhu Al kitab – Ya Allah ajarkanlah dia Al Kitab (Al Quran).

Pada masa sahabat, ada 130 orang yang sering memberi fatwa baik laki-laki dan perempuan. Di antara mereka ada tujuh orang yang paling sering, yaitu: Umar, Ali, Ibnu Mas’ud, ‘Aisyah, Zaid bin Tsabit, Ibnu Abbas, dan Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhum. (I’lamul Muwaqi’in, 1/12)

Di antara tujuh orang itu, Ibnu Abbas adalah yang paling banyak fatwanya di antara mereka. (Tadribur Rawi, 2/218)

Abu Bakar bin Musa bin Ya’qub mengumpulkan fatwa-fatwa Ibnu Abbas, tebalnya 20 jilid. (I’lamul Muwaqi’in, 1/12)

Salah satu bukti keilmuannya adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dalam Shahih-nya. Saat itu, Abdullah bin Abbas Radhiallahu ‘Anhuma merupakan seorang bocah, yang sedang berkumpul dengan para pembesar veteran perang Badar.

Umar bin Al Khathab Radhiallahu ‘Anhu mengajukan pertanyaan kepada mereka tentang tafsir surat An Nashr, “Idza jaa’a nashrullahi wal fath (jika datang kepadamu pertolongan Allah dan kemenangan) … sampai selesai, ” bagaimanakah maksud ayat ini?

Sebagian mereka menjawab: “Kita diperintah Allah untuk memujiNya dan memohon ampun kepadaNya jika diberikan pertolongan dan kemenangan kepada kita.”

Sebagian lain menjawab: “Kami tidak tahu.” Sebagian lain diam tidak berkata apa-apa.

Lalu Umar berkata kepada Ibnu Abbas, “Wahai Ibnu Abbas, apakah pendapatmu juga begitu ?” Ibnu Abbas menjawab: “Tidak.”

“Lalu apa pendapatmu?” kata Umar.

Kata Ibnu Abbas: “Itu adalah tanda ajal Rasulullah ﷺ, Allah ﷻ memberitahukan itu kepada Rasulullah, “Idza jaa’a nashrullahi wal fath (jika datang kepadamu pertolongan Allah dan kemenangan),” maksudnya Fathul Mekkah, maka itu adalah tanda datangnya ajalmu. “Maka bertasbihlah dengan memujiNya dan mintalah ampun kepadaNya, sesungguhnya Dia Maha Penerima Taubat.”

Lalu Umar berkata: “Maa a’lamu minhaa illa maa ta’lam – Tidaklah aku ketahui makna surat itu kecuali sesuai apa yang kamu ketahui.” (HR. Al Bukhari No. 4294)

Dan masih banyak lagi contoh keilmuan Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma.

Menurut Ali bin Al Madini, Ibnu Abbas wafat pada tahu 68 atau 67 Hijriyah. Sementara Al Waqidi, Al Haitsam, dan Abu Nu’aim mengatakan: tahun 68. Disebutkan bahwa Beliau hidup selama 71 tahun. (Ibid, 3/359)

Semoga Allah meridhainya. Wa Shallallahu ‘Ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘Ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallam

🍃🌻🌴🌺☘🌷🌾🌸

✏ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top