Tersebar sebuah artikel dari Islampos.com tentang seorang bernama Abu Sarah, penulis wahyu, dia menista Al Quran, lalu murtad, dan dihukum mati oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saat Fathul Makkah. Benarkah kisah ini?
Penulis wahyu tersebut bukan Abu Sarh, tapi Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh. Apa yang ditulis dalam Islampos.com keliru, sebab telah menceritakan secara tidak utuh dan bisa melahirkan stigma negatif terhadap Ibnu Abi Sarh yang dikemudian hari menjadi pahlawan Islam. Maka, itu mesti dihapus dan penulisnya mesti bertobat darinya.
Dalam Sunan Abi Daud, Utsman bin Affan Radhiallahu ‘Anhu memberikan pembelaan kepada *Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh*. Berikut ini riwayatnya:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعْدِ بْنِ أَبِى سَرْحٍ يَكْتُبُ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَزَلَّهُ الشَّيْطَانُ فَلَحِقَ بِالْكُفَّارِ فَأَمَرَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يُقْتَلَ يَوْمَ الْفَتْحِ فَاسْتَجَارَ لَهُ عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ فَأَجَارَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Dahulu *Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh* menuliskan wahyu untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu syetan menggelincirkannya sampai dia kafir. Maka, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan untuk membunuhnya pada hari Fathul Makkah, namun Utsman meminta pembebasan baginya, lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun membebaskannya.
(HR. Abu Daud No. 4360. Syaikh Al Albani menyatakan hasan)
Dalam Usudul Ghabah, juga disebutkan bahwa Ibnu Abi Sarh ini diberikan jaminan oleh Utsman Radhiallahu ‘Anhu. (Imam Ibnul Atsir, Usudul Ghabah, 1/455)
Ibnul Atsir menceritakan, bahwa dikemudian hari Ibnu Abi Sarh ini baik keislamannya setelah dulunya murtad, tidak nampak padanya hal-hal yang munkar. Dia salah satu orang cerdas, org terhormat Quraisy yang kemudian oleh Khalifah Utsman diangkat menjadi gubernur Mesir tahun 25H. Bahkan ditangannya mampu menaklukan Afrika, penaklukan ini disaksikan oleh Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubeir, dan Abdullah bin Amr bin Ash. Utsman Radhiallahu ‘Anhu adalah saudara susuan Ibnu Abi Sarh. (Ibid, 1/617)
Betul, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan hukuman mati untuk *Muqayyis bin Shubaabah, dan Abdullah bin Khatal, serta Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh*, pada hari Fathul Makkah. Tapi, khusus Ibni Abi Sarh, dia dibebaskan. (Ibid)
Ad Daraquthni mengatakan: “Dia murtad lalu nabi pun memerintahkan menumpahkan darahnya, kemudian dia kembali muslim.” (Siyar A’lamin Nubala, 3/33)
Imam Adz Dzahabi menyebut dia “al amiir qaaidul juyuusy”- pemimpin dan komandan pasukan. (Ibid)
Imam Adz Dzahabi menyebutkannya sebagai salah satu KUBARA ASH SHAHABAH, sahabat nabi senior.
Maka, yang benar adalah *Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh* tidak dihukum mati, dia bertobat, dan bahkan menjadi pahlawan Islam dengan menaklukan Afrika.
Dan dia tetap sahabat nabi, sebagian ahli ushul mengatakan:
من لقي النبي صلى الله عليه وسلم مسلما، ومات على الاسلام، أو قبل النبوة ومات قبلها على الحنفية، كزيد بن عمرو بن نفيل، أو ارتد وعاد في حياته.
Siapa saja yang berjumpa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai seorang muslim, dan dia mati dalam Islam, atau dia hidup sebelum masa kenabian dan mati sebelum masa kenabian dalam keadaan agama yang hanif, seperti Zaid bin Amru bin Nufail, atau orang yang murtad dan kembali kepada Islam pada masa hidupnya (Nabi). (Lihat Syaikh Sa’diy Abu Jaib, Al Qamus Al Fiqhiy, Hal. 208. Cet. 2, 1988M. Darul Fikr)
✍ Farid Nu’man Hasan