💢💢💢💢💢💢💢💢💢
Allah Ta’ala berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تُطِيعُواْ فَرِيقٗا مِّنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ يَرُدُّوكُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡ كَٰفِرِينَ
Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu mengikuti sebagian dari orang yang diberi Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir setelah beriman.
(QS. Ali ‘Imran, Ayat 100)
Turunnya ayat ini, karena kaum muslimin di Madinah, khususnya orang-orang Anshar, hampir-hampir mereka kembali perang saudara antara suku Aus dan Khazraj (dua suku dominan di Madinah), sebagaimana di masa-masa Jahiliyah. Penyulut apinya adalah Syas bin Qais, seorang Yahudi, yang ikut duduk bersama mereka namun mengungkit-ungkit perselisihan masa lalu.
Imam Al Qurthubi Rahimahullah mengatakan:
نَزَلَتْ فِي يَهُودِيٍّ أَرَادَ تَجْدِيدَ الْفِتْنَةِ بَيْنَ الْأَوْسِ وَالْخَزْرَجِ بَعْدَ انْقِطَاعِهَا بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَلَسَ بَيْنَهُمْ وَأَنْشَدَهُمْ شِعْرًا قَالَهُ أَحَدُ الْحَيَّيْنِ فِي حَرْبِهِمْ. فَقَالَ الْحَيُّ الْآخَرُ: قَدْ قَالَ شَاعِرُنَا فِي يَوْمٍ كَذَا وكذا، فكأنهم دخلهم من ذلك شيء، فَقَالُوا: تَعَالَوْا نَرُدُّ الْحَرْبَ جَذْعَاءَ كَمَا كَانَتْ. فَنَادَى هَؤُلَاءِ: يَا آلَ أَوْسٍ. وَنَادَى هَؤُلَاءِ. يَا آلَ خَزْرَجٍ، فَاجْتَمَعُوا وَأَخَذُوا السِّلَاحَ وَاصْطَفُّوا لِلْقِتَالِ فَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ، فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى وَقَفَ بَيْنَ الصَّفَّيْنِ فَقَرَأَهَا وَرَفَعَ صَوْتَهُ، فَلَمَّا سَمِعُوا صَوْتَهُ أَنْصَتُوا لَهُ وَجَعَلُوا يَسْتَمِعُونَ، فَلَمَّا فَرَغَ أَلْقَوُا السِّلَاحَ وَعَانَقَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا وَجَعَلُوا يَبْكُونَ
Ayat ini turun tentang Yahudi yang hendak memperbarui fitnah (permusuhan) di antara Aus dan Khazraj setelah fitnah fitnah itu dihilangkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Yahudi tersebut duduk bersama mereka, dan menyenandungkan syair yang pernah disampaikan salah satu pasukan mereka pada saat peperangan. Kelompok lain pun menimpali: “Syair kami pada hari anu begini begini” seolah dalam diri mereka muncul suatu (emosi).
Mereka berkata: “Ayo kita perang lagi seperti dulu.” Kelompok satu berteriak: “Wahai keluarga Aus!” kelompok lain berteriak: “Wahai keluarga Khazraj.” Lalu mereka berkumpul dan mengambil pedang masing-masing, dan mengambil posisi untuk perang. Maka turunlah ayat ini (Ali Imran: 100).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendatangi mereka, dan berdiri di tengah-tengah barisan mereka. Beliau membacakan ayat itu dengan meninggikan suaranya. Mereka mendengarkannya dengan begitu seksama. Selesai ayat itu dibaca, mereka pun melempar senjata-senjatanya, lalu mereka berpelukan dan menangis.
(Al Jaami’ Liahkamil Quran, 3/130-131)
Imam Ibnu Jarir Rahimahullah menjelaskan ayat tersebut:
يا أيها الذين صدقوا الله ورسوله، وأقرُّوا بما جاءهم به نبيهم صلى الله عليه وسلم من عند الله، إن تطيعوا جماعة ممن ينتحل الكتابَ من أهل التوراة والإنجيل، فتقبلوا منهم ما يأمرونكم به، يُضِلُّوكم فيردّوكم بعد تصديقكم رسولَ ربكم، وبعد إقراركم بما جاء به من عند ربكم كافرين
Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan RasulNya, dan mengakui kebenaran risalah yang dibawa oleh Nabi mereka – Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam- sebagai risalah dari Allah, jika kalian mengikuti segolongan orang yang telah diberilan Al Kitab, yaitu kalangan ahli Taurat dan Injil, lalu kalian menerima ajakan dan perintah mereka, niscaya mereka akan menyesatkan kamu dan mengembalilan kamu menjadi kafir setelah kamu membenarkan kerasulannya, dan membenarkan risalah Allah yang dibawanya untukmu.
(Jaami’ Al Bayan, 3/1898)
Maka,…
– Permusuhan mereka kepada umat Islam memang terus menerus
– Mereka senantiasa mencari cara untuk menghancurkan umat Islam
– Salah satunya dengan membuat perpecahan dari dalam dengan mengadu domba atau lainnya
– Hal ini terjadi berulang kali sepanjang sejarah, sampai di masa modern. Sudah seharusnya umat Islam semakin waspada…
Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq
🌷🍀🌿🌸🌻🍃🌳🍁
✍ Farid Nu’man Hasan