Manajemen Prasangka (Bag 5)

📌📌📌📌📌📌📌

Dari sisi kedudukan dalam Syariat, zhan ada tiga:

1. Zhan yang wajib, yaitu husnuzh zhan kepada Allah dan kaum muslimin.

Imam Al ‘Aini menyebutkan:

إِحْسَان الظَّن بِاللَّه عز وَجل وبالمسلمين وَاجِب

Berbaik sangka kepada Allah dan kaum muslimin adalah wajib. (‘Umdatul Qaari, 20/133)

2. Zhan yang haram, yaitu kebalikan dari yang atas.

3. Zhan yang mubah, yaitu jika ada bukti yang meyakinkan, seperti seseorang dijadikan tersangka setekah terkumpulnya bukti-bukti. Atau, zhan dalam perkara mubah seperti prediksi cuaca yg berdasarkan ilmu, prediksi ekonomi makro, dan semisalnya.

Contoh husnuzh zhan kepada Allah:

(أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ)

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. Al Baqarah: 214)

Contoh lain:

عَنْ صُهَيْبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ وَإِنَّ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ وَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَلَيْسَ ذَلِكَ لِأَحَدٍ إلا للمؤمن”

Dari Shuhaib, bahwa Raslullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

“Sungguh mengagumkan urusan orang mu’min, sesungguhnya semua permasalahannya baik-baik saja, jika ditimpa yang kesenangan dia bersyukur, jika ditimpa musibah dia bersabar, semuanya baik baginya, dan ini tidak terjadi kecuali bagi orang beriman. (HR. Muslim No. 2999)

Contoh zhan kepada manusia:

Dahulu, saat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sedang i’tikaf sepuluh akhir Ramadhan, Shafiyyah binti Huyay, istrinya mendatanginya untuk membawakan keperluannya. Ketika Shafiyyah pulang, diantar oleh Nabi melalui pintu Ummu Salamah, di situ ada dua orang Anshar yang melihatnya dengan “pandangan yang tidak biasa,” lalu mengucapkan salam kepada nabi, setelah nabi menjawab maka Nabi pun menjelaskan:

عَلَى رِسْلِكُمَا، إِنَّمَا هِيَ صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيٍّ»، فَقَالاَ: سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَكَبُرَ عَلَيْهِمَا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ الشَّيْطَانَ يَبْلُغُ مِنَ الإِنْسَانِ مَبْلَغَ الدَّمِ، وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا شَيْئًا»

“Tunggu dulu, ini Shafiyyah binti Huyay.” Mereka berdua menjawab: “Subhanallah wahai Rasulullah.”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menegur keras mereka dan berkata: “Sesungguhnya syetan mengalir di aliran darah anak Adam, dan aku khawatir syetan melemparkan sesuatu ke hati kalian berdua.” (HR. Al Bukhari No. 2035)

Demikian. Wallahu a’lam

🍃🌴🌻🌸🌾☘🌷🌺

✏ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top