Seimbang Antara Lembut dan Tegas

💢💢💢💢💢💢💢

📌 Salah satu karakter Islam adalah At Tawaazun (seimbang)

📌 Hal apa pun jika sudah tidak seimbang, berat sebelah, akan membawa kerusakan

📌 Salah satu keseimbangan yang dituntut adalah seimbang antara bersikap lemah lembut (ar rifq) dan tegas (asy syadid)

📌 Kehidupan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mewujudkan keseimbangan antara keduanya

📌 Beliau mampu menahan amarah, atas tindakan buruk masyarakat Quraisy di awal-awal dakwahnya. Karena memang dakwah itu mesti lemah lembut.

📌 Kisah Beliau menjenguk Yahudi yang sakit, yang sangat memusuhinya, sangat terkenal. Kemudian berhasil diislamkan. Sebagaimana tertera dalam Shahih Bukhari.

📌 Kisah kesabaran Beliau disakiti oleh penduduk Thaif, dari orang dewasa, anak-anak, wanita, menimpuk dan mengusirnya. Sampai dirinya berdarah-darah.

📌Malaikat menawarkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk meniban gunung kepada mereka, tapi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menolaknya, “Ya Allah ampunilah kaumku karena mereka tidak tahu.”

📌 Demikianlah, fase awal. Fase ta’sis, peletakkan batu pertama di Mekkah penuh penderitaan dan kesabaran.

📌 Demikianlah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajarkan bagaimana memulai dakwah dan perjuangan, sabar dan penuh kelembutan.

📌 Namun, fase sejarah berlanjut sampai di Madinah. Fase wibawa dan kuat.

📌 Fase di mana “telah diizinkan berperang bagi yang diperangi dan dizalimi”, sehingga terjadilah peperangan Badr sampai Tabuk.

📌 Inilah fase di mana seorang Ka’ab bin Asyraf, tokoh Yahudi Madinah, yang hari-harinya diisi dengan menghina Rasulullah dan kaum muslimin, akhirnya dibunuh oleh Muhammad bin Maslamah Radhiyallahu ‘Anhu atas persetujuan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

📌 Saat Fathu Makkah, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjatuhkan hukuman mati kepada “Fartana” seorang budak wanita yang sangat rajin memaki-maki Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

📌 Fase ini jangan dilupakan. Lengkapilah cakrawala sejarah kita dengan membaca sikap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam terhadap musuh-musuhnya secara utuh dan lengkap.

📌 Agar kita paham bahwa lemah lembut dan tegas itu mesti seimbang.

📌 Kapan mesti lembut, kapan mesti tegas. Keduanya mendapat porsi yang benar, seimbang, dan pantas.

📌 Begitulah seharusnya seorang muslim dalam menyikapi apa yang dialami Islam dan kaum muslimin dari pihak yang memusuhi mereka.

📌 Lembut tidak pada tempat dan waktunya adalah ZALIM.

📌 Keras tidak pada tempat dan waktunya adalah ZALIM.

📌Dan.. Zalim itu bukan akhlak seorang muslim

📌 Sebab, Khairul Umur awsathuha – sebaik baiknya perkara adalah yang pertengahan

Wallahul Muwafiq Ilaa Aqwaamith Thariq

🌿🌻🍃🍀🌷🌸🌳

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top