Thawaf Bagi Wanita Haid, Bolehkah?

▫▪▫▪▫▪▫▪

📨 PERTANYAAN:

Assalamualaikum ustadz, izin bertanya. Apakah wanita haid diizinkan melakukan semua kegiatan umrah atau hanya ibadah tertentu? Krena saya mendengar adanya niat yang membuat wanita haid halal melakukan semua kegiatan umrah. (+62 852-7704-xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh ..

Semua manasik boleh, kecuali thawaf.

Ada beberapa pendapat tentang wanita thawaf dalam keadaan haid.

1. TIDAK BOLEH DAN TIDAK SAH

Thawaf menurut jumhur syarat sahnya adalah suci. Jika tidak suci maka tidak sah dan wajib ulangi ..

Imam Ibnu Qudamah Rahimahullah mengatakan:

(وَيَكُونُ طَاهِرًا فِي ثِيَابٍ طَاهِرَةٍ) يَعْنِي فِي الطَّوَافِ؛ وَذَلِكَ لِأَنَّ الطَّهَارَةَ مِنْ الْحَدَثِ وَالنَّجَاسَةِ وَالسِّتَارَةَ شَرَائِطُ لِصِحَّةِالطَّوَافِ، فِي الْمَشْهُورِ عَنْ أَحْمَدَ. وَهُوَ قَوْلُ مَالِكٍ، وَالشَّافِعِيِّ.

(Menjadikan pakaiannya suci sesucinya) yaitu saat thawaf, sebab SUCI dari hadats dan najis dan menutup aurat merupakan syarat sahnya thawaf, menurut pendapat yg masyhur dari Imam Ahmad. Ini juga pendapat Imam Malik dan Imam Syafi’iy.

(Al Mughni, 3/343)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah berkata:

ج: عليها أن تعيد الطواف إذا طافت وهي حائض، عليها أن تعيد بعد ما تطهر

Wajib atasnya mengulangi thawafnya jika dia thawaf dalam keadaan haid, wajib dia ulangi setelah suci nanti .. ( Fatawa Nuur ‘alad Darb, 17/484)

2. SAH, TAPI DIA BERDOSA

Ini pendapat Imam Abu Hanifah, bahwa suci adalah WAJIB, bukan syarat SAH. Artinya thawaf tetap sah, hanya saja dia bermaksiat dan wajib membayar dam dgn seekor Unta.

Syaikh Abdullah Al Faqih mengatakan:

وقال الحنفية في الراجح عندهم ـ وهو رواية عن الإمام أحمد ـ إن الطهارة من الحيض والنفاس واجبة، وليست شرطاً لصحة الطواف. بل إن من طافت ـ وهي حائض أو نفساء ـ فقد عصت، إذا لم يكن لها عذر، وعليها بدنة

Kalangan Hanafiyah mengatakan, dan ini pendapat yg kuat menurut mereka, dan juga salah satu riwayat dari Imam Ahmad, bahwa suci dari haid dan nifas adalah WAJIB, bukan syarat sahnya thawaf. Seandainya dia thawaf dalam keadaan haid atau nifas maka dia bermaksiat jika tidak ada udzur, dan wajib membayar dgn Unta.

(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 7072)

Sementara menurut Imam Ahmad ganti dengan kambing jika dia lupa melakukannya. (Imam Ibnu Taimiyah, Majmu’ Al Fatawa, 26/245)

3. SAH DAN BOLEH, TANPA KONSEKUENSI APA PUN

Ada pun, Imam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berpendapat wanita haid BOLEH thawaf dan SAH, dan tanpa ada konsekuensi apa-apa, jika memang dharurat, yaitu dia tidak bisa menunggu waktu suci karena terbatasnya waktu atau tdk ada orang yang menemaninya.

Beliau berkata:

وإذا كانت القراءة أفضل. وهي تجوز للحائض مع حاجتها إليها في أظهر قولي العلماء فالطواف أولى أن يجوز مع الحاجة

Jika seorang wanita membaca Al Qur’an adalah lebih utama. Dan membaca Al Qur’an dibolehkan bagi wanita haid jika memang berhajat itu menurut pendapat yg paling benar di antara dua pendapat ulama, maka THAWAF LEBIH UTAMA UNTUK DIBOLEHKAN jika memang dalam kondisi dibutuhkan.

( Majmu’ Al Fatawa, 26/200)

Demikian. Untuk hati-hati tentunya pendapat mayoritas ulama yang kita ikuti. Sebaiknya menanti sampai selesai haidnya. Tapi, Jika waktunya tidak memungkinkan menunggu, sebentar lagi pulang ke tanah air, bisa dalam keadaan itu pendapat Imam Ibnu Taimiyah bisa dilaksanakan karena kedharuratannya.

Demikian. Wallahu a’lam

📙📘📕📒📔📓📗

🖋 Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top