Ramadhan Momen Tepat Mengikis Sifat “Merasa Paling”

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

📌 Di antara hikmah Ramadhan adalah yarmidhudz dzunuub – membakar dosa-dosa

📌  Kesalahan dan dosa yang mesti kita bertobat darinya adalah “merasa paling” ..

📌 Kesalahan “merasa paling suci,” sebab yang diperintah adalah mensucikan diri .. wallahu yuhibbul muththahhiriin

📌 Kesalahan “merasa paling tahu,” sebab yang diperintahkan adalah belajar .. fa’lam annahu laa ilaaha illallah

📌 Kesalahan “merasa paling benar,” sebab yang diperintah adalah mengikutu kebenaran dan hidup bersama orang-orang benar .. wa kuunuu ma’ash shaadiqiin

📌 Kesalahan “merasa paling sunnah”, sebab yang diperintahkan adalah meneladani nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada semua sisi kehidupan, bukan hanya pada peribadatan saja .. laqad kaana lakum fi rasuulillahi uswatun hasanah ..

📌 Kesalahan “merasa hebat dan kuat”, sebab kekuatan itu milik Allah, Rasul, dan orang-orang beriman .. wa lillahil ‘izzah wa lirasuulihi wa lil mu’miniin

📌 Kesalahan “merasa paling salaf”, sebab yang diperintahkan adalah ittiba’us salaf bukan ngaku-ngaku salaf  … ‘alaikum bisunnatiy wa sunnati khulafaa ar rasyidiin min ba’diy ..

📚 Maka, “jadilah” dan jangan sekedar merasa …

Allah Ta’ala berfirman:

فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ

Maka, janganlah kalian merasa suci atas diri kalian, Dialah yang mengetahui siapa orang yang bertaqwa. (QS. An Najm: 32)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

اذا قال الرجل هلك الناس فهو أهلكهم

Jika ada seseorang yang berkata “manusia telah rusak” maka dialah yang lebih rusak dari mereka. (HR. Muslim No. 2623)

Imam Ibnu Abdil Bar Rahimahullah:

هذا معناه عند أهل العلم أن يقولها الرجل احتقارا للناس وإزراء عليهم وإعجابا بنفسه
وأما إذا قال ذلك تأسفا وتحزنا وخوفا عليهم لقبح ما يرى من أعمالهم فليس ممن عني بهذا الحديث. والفرق بين الأمرين أن يكون في الوجه الأول راضيا عن نفسه معجبا بها حاسدا لمن فوقه محتقرا لمن دونه. ويكون في الوجه الثاني ماقتا لنفسه موبخا لهل غير راض عنها

Makna hadits ini, menurut para ulama adalah perkataan seseorang yang merendahkan dan mencela manusia serta kagum terhadap diri sendiri. Jika perkataan pada hadits ini dimaksudkan sebagai keprihatinan, kesedihan, dan rasa khawatir atas mereka lantaran keburukan yang mereka lihat dari perilaku manusia, maka itu bukan termasuk makna hadits ini.

Perbedaan kedua hal ini  adalah untuk jenis pertama, dia menunjukkan begitu cinta  dan ‘ujub/kagum atas dirinya, serta dengki kepada orang yang di atasnya, dan merendahkan manusia yang di bawahnya.

Jenis kedua, dia tidak suka jika dirinya ikut melakoni keburukan yang disukai orang lain. (At Tamhid, 21/242)

Demikian. Wallahul Muwiffiq Ila Aqwamith Thariiq

☘🌸🌺🌴🌻🍃🌾🌷

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top