I’tikafnya Jangan Kebanyakan Ta’lim Yaa

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

I’tikaf itu sarana mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan ibadah-ibadah khusus, seperti tilawah, dzikir, shalat sunnah, dan muhasabah. Fokus di situ. Ada pun kajian-kajian, boleh saja, sebab itu bagian dari dzikir juga. Hanya saja, jika terlalu banyak justru menghambat agenda-agenda pribadi para mu’takif untuk perjalanan menuju Allah Ta’ala.

Kita lihat sebagian masjid ada kajian subuh, kajian dhuha, kuliah zhuhur, kajian ba’da ashar, kultum tarawih, dan kajian ba’da tarawih. Sehingga tipis perbedaan, ini i’tikaf atau pesantren kilat?

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin Rahimahullah berkata:

لا شك أن طلب العلم من طاعة الله، لكن الاعتكاف يكون للطاعات الخاصة، كالصلاة، والذكر، وقراءة القرآن، وما أشبه ذلك، ولا بأس أن يَحضر المعتكف درساً أو درسين في يوم أو ليلة؛ لأن هذا لا يؤثر على الاعتكاف، لكن مجالس العلم إن دامت، وصار يطالع دروسه، ويحضر الجلسات الكثيرة التي تشغله عن العبادة الخاصة، فهذا لا شك أن في اعتكافه نقصاً، ولا أقول إن هذا ينافي الاعتكاف.

“Tidak ragu bahwa menuntut ilmu termasuk ketaatan kepada Allah, tetapi i’tikaf terdapat ketaatan khusus, seperti shalat, dzikir, membaca Al Quran, dan yang serupa itu. Tidak apa-apa mu’takif menghadiri satu pelajaran atau dua dalam sehari atau malam, sebab itu tidak mempengaruhi I’tikafnya, tetapi jika majelis ilmu diadakan terus menerus, akan membuatnya mengkaji materinya, menghadiri berbagai majelis yang memalingkannya dari ibadah khusus, ini tidak ragu lagi membuat I’tikafnya berkurang, dan saya tidak katakan bahwa hal itu dapat menganulir I’tikafnya.

🕌🕌🕌🕌🕌🕌🕌

📚 Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin, Syarhul Mumti’, 6/163

☘🌸🌺🌴🌻🌾🌷🍃

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top