Allah Ta’ala dan MalaikatNya Bershalawat Kepada… (Bag. 1)

💦💥💦💥💦💥

📌 Dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

َ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يَصِلُونَ الصُّفُوفَ وَمَنْ سَدَّ فُرْجَةً رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang menyambungkan shaf dan siapa yang mengisi celah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang tersebut karenanya. (HR. Ibnu Majah No. 985, shahih)

📌 Dari Al Bara bin ‘Azib Radhiallahu ‘Anhu, aku mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْأَوَّلِ

Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat kepada orang yang berada di barisan pertama. (HR. Ibnu Majah No. 987, shahih)

📌 Dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى مَيَامِنِ الصُّفُوفِ

Sesungguhnya Allah dan para MalaikatNya bershalawat kepada orang-orang yang berada di shaf sebelah kanan. (HR. Abu Daud No. 578, Ibnu Majah No. 995, hasan)

🌴🌴🌴🌴🌴

Dari, sini kita mengetahui orang-orang yang mendapatkan shalawat secara khusus dari Allah Ta’ala dan para malaikatNya adalah:

1⃣ Semua orang yang menyambung shaf ketika shalat dan menutup celah kosong, baik di shaf awal, kedua, dst.

2⃣ Semua orang yang di shaf awal, baik sebelah kanan, tengah, atau kiri.

3⃣ Semua orang yang di shaf sebelah kanan, yakni sebelah kanan imam, baik shaf pertama, kedua, dst.

Lalu, apa makna Allah dan MalaikatNya bershalawat? Para ulama menjelaskan yaitu malaikat memohonkan ampunan untuknya dan rahmat Allah Ta’ala kepadanya.

Makna ini diisyaratkan dalam hadits lain sebagai berikut:

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

َ صَلَاةُ الْجَمِيعِ تَزِيدُ عَلَى صَلَاتِهِ فِي بَيْتِهِ وَصَلَاتِهِ فِي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ دَرَجَةً فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ وَأَتَى الْمَسْجِدَ لَا يُرِيدُ إِلَّا الصَّلَاةَ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْهُ خَطِيئَةً حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ وَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِي صَلَاةٍ مَا كَانَتْ تَحْبِسُهُ وَتُصَلِّي يَعْنِي عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ مَا دَامَ فِي مَجْلِسِهِ الَّذِي يُصَلِّي فِيهِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ

“Shalat berjama’ah lebih utama dari shalatnya sendirian di rumah atau di pasarnya sebanyak dua puluh lima derajat. Jika salah seorang dari kalian berwudlu lalu membaguskan wudlunya kemudian mendatangi masjid dengan tidak ada tujuan lain kecuali shalat, maka tidak ada langkah yang dilakukannya kecuali Allah akan mengangkatnya dengan langkah itu setinggi satu derajat, dan mengahapus darinya satu kesalahan hingga dia memasuki masjid. Dan jika dia telah memasuki masjid, maka dia akan dihitung dalam keadaan shalat selagi dia meniatkannya, dan para malaikat akan mendoakannya selama dia masih berada di tempat yang ia gunakan untuk shalat, ‘Ya Allah AMPUNILAH dia. Ya Allah RAHMATILAH dia’. Selama dia belum berhadats.”
(HR. Al Bukhari No. 457)

Demikian. Wallahu A’lam

📓📕📗📘📙📔📒

✏ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top