Sepintas Tentang Dunia Jin (Tinjauan Al Quran dan As Sunnah) (Bag. 2)

💥💦💥💦💥💦

5⃣ Iblis adalah Termasuk Bangsa Jin

Imam Ibnu Hajar menjelaskan bahwa kata Iblis merupakan penamaan a’jami (non Arab) menurut mayoritas ulama. Sebagain lain mengatakan Iblis diambil dari kata Ablasa yang bermakna putus asa. Disebutkan; dia berputus asa dari Rahmat Allah lalu Allah mengusir dan melaknatnya. Namun hal ini tidak berdasar, sebab penamaan Iblis sudah disebutkan di Al Quran sebelum peristiwa itu. Tetapi, ada riwayat dari Ibnu Abi Dunya, dari Ibnu Abbas, bahwa dahulu ketika masih bersama Malaikat, namanya adalah ‘Azazil, setelah itu menjadi Iblis. Riwayat ini menguatkan pendapat tersebut. (Fathul Bari, 6/339. Darul Fikr)

Allah Ta’ala berfirman:

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلا

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam, Maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil Dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.” (QS. Al Kahfi (18): 50)

Ayat ini menjadi sanggahan bagi pendapat yang mengatakan Malaikat dan Iblis adalah sama (yakni tercipta dari cahaya). Perbedaan di antara keduanya diperkuat oleh ayat lainnya:

أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ

(Iblis berkata): “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah”. (QS. Al A’raf (7): 12)

Jelas sekali ayat ini menyebutkan bahwa Iblis diciptakan dari api sebagaimana Jin. Selain itu, hadits nabi juga menjelaskan, dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

خلقت الملائكة من نور. وخلق الجان من مارج من نار. وخلق آدم مما وصف لكم

“Malaikat diciptakan dari cahaya, dan jin diciptakan dari api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan bagi kalian (tanah).” (HR. Muslim No. 2996)

Iblis yang dahulu menggoda Nabi Adam ‘Alaihissalam masih hidup sampai hari kiamat. Hal ini disebutkan dalam ayat berikut:

قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ

“Iblis menjawab: “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan”. Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu Termasuk mereka yang diberi tangguh.” (QS. Al A’raf (7): 14-15)

Keinginan Iblis ini dikabulkan oleh Allah Ta’ala, sebagai ujian bagi anak cucu Adam ‘Alaihissalam di dunia. Dan, Iblis merupakan nenek moyang syetan. Dalam Al Quran, Allah Ta’ala menyebut Iblis penggoda Nabi Adam ‘Alaihissalam dan isterinya dengan sebutan syetan.

يَا بَنِي آدَمَ لا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنزعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al A’raf (7): 27)

Hikmah dilanggengkannya Iblis dan keturunannya (syetan), sebagai berikut:

▶ Sebagai ujian bagi manusia di dunia

▶ Sebagai balasan atas ibadah Iblis dahulu sebelum dia durhaka dan masa-masa pengabdian itu sudah berlalu

▶ Sebagai bentuk siksasaan baginya, agar dia banyak melalukan kejahatan di dunia yang justru akan mengabadikannya di neraka nanti.

6⃣ Syetan Termasuk Golongan Jin

Syetan adalah termasuk bangsa jin, yakni bangsa jin yang jahat dan t

elah menyimpang dari kebenaran (baca; jin kafir). Syetan pun bisa berasal dari golongan manusia, yakni manusia jahat yang telah menyimpang dari kebenaran pula.

Allah Ta’ala berfirman:

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِالْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

“Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,. dari (golongan) jin dan manusia.” (QS. An Nas (114): 4-6)

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan:

تفسير للذي يُوسوس في صدور الناس، من شياطين الإنس والجن

Tafsir untuk kalimat: yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari syetan-syetan manusia dan jin.” (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 8/540)

Adanya syetan dari kalangan manusia –yakni manusia berwatak syetan- telah Allah Ta’ala sebutkan pula dalam ayat lainnya:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا

“Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS. Al An’am (6): 112)

Begitu pula dalam Al Hadits, Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya:

Dari Abu Dzar Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“يَا أَبَا ذَرٍّ، هَلْ صَلَّيْتَ؟ ” قُلْتُ: لَا. قَالَ: “قُمْ فَصَلِّ ” قَالَ: فَقُمْتُ فَصَلَّيْتُ ثُمَّ جَلَسْتُ، فَقَالَ: “يَا أَبَا ذَرٍّ، تَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْ شَرِّ شَيَاطِينِ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ ” قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَلِلْإِنْسِ شَيَاطِينُ؟ قَالَ: “نَعَمْ “

“Wahai Abu Dzar: Apakah kau sudah shalat?” Aku berkata: “Belum.” Dia bersabda: “Bangunlah dan shalatlah.” Lalu aku bangun dan shalat lalu duduk. Beliau bersabda: “Wahai Abu Dzar, mintalah perlindungan kepada Allah dari kejahatan syetan manusia dan jin.” Aku bertanya: “Wahai Rasulullah, manusia ada syetannya?” Dia bersabda: “Ya.” (HR. Ahmad No. 21546. An Nasa’i No. 5507. Tetapi hadits ini didhaifkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arna’uth, dalam tahqiqnya terhadap Musnad Ahmad, cet. 1, 1421H-2001M. Muasasah Ar Risalah. Juga didhaifkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan An Nasa’i No. 5507)

Syetan dalam bahasa Arab, diambil dari kata syathana- شطن yang bermakna jauh (dari kebenaran). Jauh dari watak manusia, lantaran kefasikannya terhadap kebaikan. Ada juga yang mengatakan dari kata Syaatha- شاط yang artinya terbakar, karena dia makhluk dari api. Ada pula yang mengatakan keduanya benar, tapi yang pertama lebih benar. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 1/115)

Dari definisinya maka kita bisa paham bahwa memang ada syetan dalam wujud manusia, yakni lantaran watak manusia itu yang jauh dari kebenaran, membangkang, dan durhaka kepada aturan Rabbul ‘Alamin. Hal ini diperkuat lagi oleh riwayat shahih berikut:

Dari Abu Said, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيْ أَحَدِكُمْ شَيْءٌ وَهُوَ يُصَلِّي فَلْيَمْنَعْهُ فَإِنْ أَبَى فَلْيَمْنَعْهُ فَإِنْ أَبَى فَليُقَاتِلْهُ فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ

“Jika lewat dihadapan kalian seseorang sedangkan kalian sedang shalat maka cegahlah, jika dia menolak maka cegahlah, jika dia menolak lagi, maka bunuhlah, sesungguhnya dia adalah syetan.” (HR. Bukhari No. 3100)

Secara potensial, memang setiap manusia memiliki syetan dalam aliran darahnya. Sehingga, kemungkinan memiliki watak syetan sangat mungkin terjadi.

Saat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berjalan bersama Istrinya, Shafiyah Binti Huyay, ada dua orang laki-laki yang melihatnya dengan pandangan yang ‘berbeda’. Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan klarifikasi dengan mengatakan bahwa: Dia adalah Shafiyah binti Huyay! Dua orang itu berkata: “Subhanallah Ya Rasulullah.” Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ الإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا سُوءًا أَوْ قَالَ شَيْئًا

“Sesungguhnya syetan berjalan pada aliran darah manusia, dan aku khawatir dia melemparkan keburukan (atau sesuatu) ke hati kalian berdua.” (HR. Bukhari N0. 3108)

Masalah ini akan dirinci lagi dalam pembahasan: Jin Memiliki Kemampuan Menyerupai Hewan dan Manusia.

(Bersambung …)

🍃🌾🌸🌻🌴🌺☘🌷

✏ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top