Manajemen Prasangka (Bag 2)

🏹🏹🏹🏹🏹🏹

📘 Ayat- Ayat Berkenaan dengan Zhan

Allah ﷻ berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. (QS. Al Hujurat: 12)

Ayat ini tegas melarang banyak prasangka, padahal tidak semua prasangka itu buruk. Ini demi kehati-hatian agar tidak terjerumus dalam zhan yang buruk.

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata:

يقول تعالى ناهيا عباده المؤمنين عن كثير من الظن، وهو التهمة والتخون للأهل والأقارب والناس في غير محله؛ لأن بعض ذلك يكون إثما محضا، فليجتنب كثير منه احتياطا

Allah ﷻ berfirman bagi hamba-hambanya yang beriman, tentang larangan banyak prasangka, yaitu tuduhan kepada keluarga, kerabat, dan orang lain bukan pada tematnya. Sebab sebagian dari zhan itu melahirkan dosa, maka hendaknya menjauhi kebanyakan hal itu sebagai kehati-hatian. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 7/377)

Syaikh Wahbah Az Zuhaili Rahimahullah menjelaskan macam-macam zhan:

….فبعض الظن واجب الاتباع كالاجتهاد في الأحكام العملية وحسن الظن باللّه، وبعضه حرام كالظن في الإلهيات والنبوات، أو عند مصادمة الدليل القاطع، وظن السوء بالمؤمنين، وبعضه مباح كالظن في الأمور المعاشية

Maka, sebagian prasangka itu justru wajib untuk diikuti, seperti ketika ijtihad dalam menuntukan hukum perbuatan dan husnuzhzhan kepada Allah. Sebagian lagi diharamkan, seperti prasangka dalam urusan ketuhanan, kenabian, atau ketika bertentangan dengan dalil pasti, dan buruk sangka kepada kaum mu’minin, dan sebagian lagi ada zhan yang dibolehkan seperti prasangka dalam urusan-urusan dunia. (Al Munir, 26/247)

Kemudian … dalam ayat yang lain:

وَإِنَّ الظَّنَّ لاَ يُغْنِى مِنَ الْحَقِّ شَيْئاً

Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. (QS. Yunus: 36)

Ayat ini menunjukkan bahwa zhan itu tidak layak dijadikan dasar sebuah sikap, sebab dia tidak membawa kepada kebenaran dan keyakinan, melain hanya keraguan. Ayat ini menceritakan tentang perilaku musyrikin Arab saat itu yang menyangka berhala-berhala sembahan mereka sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.

Imam Ibnul Jauzi Rahimahullah berkata:

وما يتبع أكثر هؤلاء المشركين في جعلهم الأصنام آلهة واعتقادهم بأنها تقرِّب إلى الله إلا تخرصًا وظنًا، وهو لا يغني من اليقين شيئًا. إن الله عليم بما يفعل هؤلاء المشركون من الكفر والتكذيب

Kebanyakan kaum musyrikin itu menjadikan berhala-berhala sebagai Tuhan-Tuhan, dan menurut keyakinan mereka hal itu bisa mendekatkan diri kepada Allah, hanya karena zhan semata, dan itu tidak cukup mendatangkan keyakinan sedikit pun. Allah Ta’ala Maha Tahu perbuatan kufur dan dusta kaum musyrikin itu. (Zaadul Masir, 3/408)

Bersambung …

🍃🌴🌻☘🌷🌺🌸🌾

✏ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top